Rumah Ramah, eco house design competition 2010
Desain
rumah ramah berawal dari sebuah fenomena. Dimana semakin lama wajah
bumi kita semakin suram. Dampak negatif pembangunan kota, menyebabkan
polutan, pemakaian energi berlebih, maupun kerusakan ekosistem. Namun,
jika kita mau lebih jeli melihat, semua kerusakan tersebut bukan
semata-mata akibat dampak negatif kota. Melainkan andil besar oleh
rumah-rumah kita sendiri. Desain yang menantang alam, konsumsi energi
berlebih, maupun kerusakan lainnya. Awalnya terlihat kecil, tetapi
sebenarnya hal ini adalah bagian kecil dari sekumpulan perusak alam.
Untuk
memperbaiki itu, rumah ramah mencoba menawarkan konsep berbeda dalam
berumah tinggal. Ramah disini berarti ramah lingkungan, ramah iklim,
serta wadah perilaku ramah yang menjadi identitas masyarakat Indonesia.
Desain rumah memadukan fungsi rumah sebagai pembentuk perilaku, maupun
sebagai respon tehadap lingkungan yang diwujudkan melalui penggunaan
material lokal yang ramah lingkungan.
Rumah
ramah diasumsikan berada pada site berukuran 11m x 18m dengan karakter
tanah berpasir. Lokasi site terletak di area pemukiman padat di daerah
urban dengan kondisi site melebar. Desain dasar merupakan massa balok
yang dipecah menjadi dua. Massa bagian bawah diangkat sebagai usaha
untuk memaksimalkan bukaan agar sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam
rumah dapat berjalan maksimal. Serta, pemanfaatan kolam di depan rumah
sebagai pendingin alami. Dinding rumah menggunaan rooster sebagai lubang
udara, serta sebagian dinding lainnya menggunakan acian semen ekspos.
Struktur dasar rumah berupa rangka beton dengan pondasi fooplate. Untuk
alas lantai juga meggunakan semen kasar, kecuali pada ruang tamu dan
tangga, menggunakan kayu peti kemas bekas. Serta, lantai refleksi pada
foyer supaya pemilik dapat berelaksasi (olahraga ringan) setiap hari.
Selain ramah lingkungan, penggunaan material lokal seperti ini dapat
mengurangi biaya pembangunan maupun perawatan.
Atap
rumah didesain sebagai tadah hujan berbahan fiber semen. Air dari atap
disalurkan ke bawah menuju filter yang kemudian ditampung di bak
tampung. Untuk selanjutnya dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk tiap bukaan paling atas diberi polikarbonat untuk mengurangi
tampias air. Untuk fasade menggunakan kaca supaya panas matahari pagi
dapat masuk maksimal karena rumah menghadap ke timur, serta
bukaan-bukaan di sisi lain sebagai sumber pencahayaan alami.
Desain
peruangan lantai 1 dibuat sebagai zona publik. Termasuk desain ruang
tamu yang besar sebagai welcoming dari keramahan pemilik. Sedangkan
untuk lantai 2, dibuat kamar-kamar tertutup untuk memberikan privasi
pada pemilik. Pada halaman luar, ruang terbuka dirancang dengan
zoning-zoning tanaman tertentu. Untuk dinding carport, zona kreasi
dibiarkan terekspos dari luar. Bertujuan agar tetangga yang melihat ikut
sadar memanfaatkan limbah (botol) sebagai media tanam. Pada semua yang
tidak beratap dibiarkan tetap alami sebagai daerah resapan air hujan.
Sehingga lubang-lubang biopori dapat difungsikan maksimal. Karena sifat
tanah berpasir yang dapat menyebarkan pupuk lebih merata.
2 komentar:
postingan nya bagus....
metoda perancanga ada gk?
kalo skrg blm ada,
pi ntar saya msuk kan gan..
smoga bermanfaat..
Posting Komentar